Tampilkan postingan dengan label Straight News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Straight News. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Juni 2014

Animus 10R Essay Photo Pamerkan 1.562 Foto

Suasana Pameran Animus 10R Essay Photo

Denpasar
      Empat komunitas fotografi Bali yang terdiri atas Lingkara Photoart, Suku Analog, Lomonesia Bali, Jagir Photography menyelenggarakan pameran foto yang bertajuk Animus 10R Essay Photo Exhibition. Pameran yang berlangsung dari tanggal 20 – 30 Juni 2014 ini memamerkan foto-foto karya 35 fotografer Bali. Sebanyak 1.562 foto dipamerkan mulai pukul 09.00 – 23.00 WITA di Lingkara Photoart Gallery Jalan Merdeka IV No. 2 Renon-Denpasar.
       Animus 10R Essay Photo Exhibition yang didukung oleh JPPRO Bali terbuka bagi siapa saja yang ingin melihat sisi lain kehidupan Bali. JP Arsa, salah satu pendiri Lingkara Photoart, memaparkan bahwa animus 10R essay photo adalah bentuk keberanian menyampaikan sudut pandang personal tertentu yang jernih dan langsung, serta mencoba untuk menganalisa. Melalui pameran ini diharapkan dapat memicu tumbuhnya kerja kolektif dari komunitas-komunitas kreatif di Bali, tidak terbatas pada komunitas fotografi saja sehingga akan tumbuh ide-ide segar dan regenerasi anggota komunitas. Ketika ditanya mengenai alasan pemilihan foto berukuran 10R menjadi ketentuan foto yang dipamerkan, Arsa dengan terbuka memberikan penjelasan bahwa foto ukuran 10R adalah ukuran favorit keluarga. “Foto ukuran 10R menjadi ukuran favorit, biasanya sebagai foto dokumentasi keluarga yang terpajang di ruangan,” tutur Arsa yang dijumpai di Lingkara Photoart Gallery pada hari Jumat (20/6/2014) lalu.
     Pameran ini adalah pameran yang kesekian kali diadakan, namun kali ini tema yang diangkat lebih beragam, mulai dari keseharian, sosial, lingkungan, hingga difabelitas. Para fotografer dibebaskan untuk berekspresi lewat kacamata lensa mereka. Tak hanya itu, Animus 10R Essay Photo Exhibition menawarkan konsep pameran foto yang berbeda dari biasanya. Penempatan foto-foto beribu kisah itu bisa dikatakan unik karena tidak hanya memanfaatkan tembok untuk memajang hasil karya 35 fotografer Bali, tetapi juga memajang foto di vespa, pohon, dan sebagainya. Uniknya lagi, para fotografer yang terlibat dalam acara ini tidak hanya fotografer profesional, ada yang berprofesi sebagai pegawai kantor, penjaga pantai, pegawai pembersih kolam renang, tukang tattoo, arsitek, mahasiswa, dan lain-lain.
     Respon masyarakat terhadap pameran ini sangat bagus. Pameran ini mampu menyedot perhatian penikmat seni di Bali, khususnya penikmat seni fotografi. Hal ini tampak dari banyaknya pengunjung yang datang untuk melihat hasil jepretan para fotografer Bali. Bahkan, pengunjung yang datang tidak hanya pengunjung lokal, tetapi juga para wisatawan asing. Ari, salah satu pengunjung pameran Animus 10R Essay Photo Exhibition, mengaku sangat terkesima dengan foto-foto yang dipamerkan. “Foto-foto yang dipamerkan semua bagus sampai pangling ngeliatnya. Konsepnya juga beda, terus foto-foto yang dipajang itu unik ada soal penyandang tunarungu, tunanetra, seng penutup bangunan, pokoknya bagus deh,” ujar Ari yang dijumpai saat melihat-lihat beragam foto yang dipamerkan (20/6/2014). Selepas berkeliling melihat beragam foto, para pengunjung diminta mengisi buku kunjungan untuk membubuhkan komentar atau menceritakan pengalaman mereka mengunjungi pameran ini. (dayu)

Sabtu, 07 Juni 2014

Pameran 113 Foto dan Pernak-Pernik Sang Proklamator

Suasana Pameran 113 Foto dan Pernak-Pernik Soekarno

Denpasar
Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Denpasar bersama Persatuan Alumni GMNI Bali menyelenggarakan pameran foto dan pernak-pernik sang proklamator, Soekarno. Pameran foto dan pernak-pernik Soekarno ini dimulai dari tanggal 6 – 21 Juni 2014. Sebanyak 113 foto dan pernak-pernik Soekarno dipamerkan di Yayasan Panti Marhaenis Jalan Banteng No.1 Denpasar-Bali.
Pameran ini diselenggarakan dalam rangka serangkaian peringatan haul Soekarno yang jatuh pada bulan Juni. Para anggota GMNI Denpasar, baik anggota lama maupun anggota yang  baru bergabung dalam organisasi ini, dan alumni GMNI Bali bahu-membahu mempersiapkan pameran 113 foto dan pernak-pernik Soekarno. Pameran yang merupakan salah satu acara dalam Pekan Bulan Bung Karno ini terbuka bagi siapa saja yang ingin lebih mengenal sosok Presiden Pertama Republik Indonesia, sehingga nantinya semakin banyak yang mengetahui sosok sang proklamator.
Ketika memasuki ruangan pameran, terdengar lagu perjuangan yang melantun membakar semangat. Foto-foto dan pernak-pernik Soekarno dipajang di empat ruangan. Poster-poster bergambar sang proklamator dengan kalimat-kalimat penggerak beliau mengisi ruangan-ruangan pameran. Hampir semua gambar dibingkai apik dalam figura dengan frame berwarna hitam. Potret Soekarno sedang membacakan naskah proklamasi yang diletakkan di atas taplak berwarna merah putih adalah salah satu potret diri sang pemimpin besar revolusi dari sekian banyak koleksi yang dipamerkan di Yayasan Panti Marhaenis oleh Alit Widu Saka. Sebuah jam dinding bertuliskan 100 tahun Soekarno (1901 – 200) juga dipajang. Selain poster dan pernak-pernik, dipamerkan pula lebih dari 200 buku yang ditata rapi dietalase berukuran 4x2 meter.
Koleksi yang dipamerkan adalah koleksi dari Alit Widu Saka, alumnus Universitas Udayana yang sewaktu mahasiswa ikut dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Diakui Alit, segala sesuatu yang berbau Soekarno dikumpulkannya sejak tahun 1984, sejak ikut dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di kampus. Diakui Alit saat dijumpai di Yayasan Panti Marhaenis (6/6/2014) lalu bahwa kecintaannya akan sosok Soekarno diturunkan dari sang ayah yang juga kagum akan sosok yang dijuluki penyambung lidah rakyat itu.
Pameran 113 foto dan pernak-pernik Soekarno ini rupanya mendapat respon positif dari masyarakat, khususnya para pecinta Soekarno. Hal itu tampak dari penuturan Rahardjo Salim, salah satu alumni GMNI ITB (Institut Teknologi Bandung) yang sekaligus pengagum berat Bung Karno. “Pameran dan acara-acara yang diselenggarakan ini bagus itu mengajarkan anak muda tentang Bung Karno itu siapa, ajarannya, supaya bisa diterapkan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena sekarang bangsa kita kurang memahami ajaran pendahulu, terutama Bung Karno Sang Proklamator” ujar pria berusia 61 tahun ini yang dijumpai di tempat pameran foto dan pernak-pernik Soekarno (6/6/2014). Selain pameran 113 foto dan pernak-pernik Soekarno, di tengah acara juga akan diadakan berbagai kegiatan lain, seperti pemutaran film, seminar, diskusi, lomba menulis esai dan lomba membaca puisi. Kegiatan-kegiatan itu masih berhubungan dengan sosok sang proklamator, Soekarno dan termasuk dalam rangkain acara Pekan Bulan Bung Karno. (dayu)