Artikel atau karangan ilmiah populer adalah opini, pendapat, atau gagasan pribadi seseorang yang sifatnya ilmiah dan disajikan secara populer. Di Indonesia, sejak tahun 1960-an, orang semakin sering menulis artikel. Kecenderungan ini semakin menguat saat tahun 1980-an, tepatnya ketika artikel semakin mendapat tempat secara ekonomis. Artikel lebih terikat pada ragam jurnalistik dengan metode analisis yang tidak begitu ketat seperti karangan ilmiah murni. Meskipun demikian, keilmiahan karangan ilmiah populer tidak berkurang. Pada artikel tidak ada kewajiban untuk mengikuti semua butir sistematika seperti pada karangan ilmiah murni. Butir-butir tersebut disajikan secara implisit dalam tulisan. Rata-rata artikel paling panjang 6 halaman kuarto dengan spasi 1,5.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis artikel, antara lain: (1) apakah tulisan yang dibuat memiliki masalah yang aktual, dalam artian sesuatu yang sedang hangat di masyarakat; (2) apakah tulisan yang dibuat tidak terlalu panjang; dan (3) apakah tulisan tersebut mempunyai standar teknis penulisan artikel. Dari ketiga persoalan itu, hal utama yang menjadi pertimbangan redaksi adalah aktualitas gagasan. Jika masalah yang diangkat menjadi tulisan adalah masalah yang aktual atau sedang hangat diperbincangkan di masyarakat, maka peluang artikel tersebut dimuat di media cukup besar. Untuk mengetahui topik apa yang sedang hangat di masyarakat, seorang penulis artikel harus rajin mengikuti perkembangan informasi sekaligus mampu memprediksi kecenderungan tema atau topik yang akan hangat di masa mendatang. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah teknis dalam penulisan artikel.
Langkah pertama dalam penulisan artikel adalah tentukan topik tulisan. Topik yang akan diangkat harus (diusahakan) memiliki kadar aktualitas. Kadar aktualitas ini sangat penting agar artikel yang diangkat akan mampu menarik perhatian masyarakat. Setelah menentukan topik secara umum, buatlah penajaman masalah yang hendak dibahas. Kemudian, langkah kedua ialah buatlah kerangka karangan secara rinci. Kerangka karangan ini sangat berguna untuk mengecek pola pikir dan mengecek ke dalam pemahaman pembahasan agar artikel yang dibuat tidak terlampau panjang. Lalu, carilah data, fakta, atau kepustakaan penunjang yang terkait dengan kerangka karangan yang telah dibuat sebagai langkah ketiga. Setelah itu mulailah menulis artikel. Setelah artikel selesai ditulis, langkah keempat adalah memeriksa kembali tulisan itu.
Beberapa aspek yang terkait dalam penulisan artikel, antara lain: (1) pendahuluan dianggap baik jika mampu menampilkan realitas isu yang berkembang saat itu; (2) disiplinlah dengan kerangka karangan dan konsep paragraf yang dibuat; (3) kalimat pasif harus digunakan secara konsisten untuk menghindari penulisan kata “penulis” atau “kita” terlalu banyak; (4) hendaknya dalam penyusunan kalimat, kalimat tidak terlampau panjang; (5) wajib memberikan argumentasi yang menyakinkan ketika menyatakan suatu pendapat atau opini terhadap suatu persoalan; (6) kata-kata “pendahuluan”, ‘rumusan masalah”, “tujuan”, dan sebagainya tidak perlu dituliskan secara eksplisit; (7) perhatikanlah alat atau sarana yang digunakan untuk menulis; dan (8) apabila artikel ingin dikirimkan ke sebuah media cetak, cantumkanlah data diri secara lengkap dan ditujukan langsung kepada redaktur opini media bersangkutan. Apabila hal-hal tersebut diperhatikan, niscaya artikel yang dibuat akan mampu memikat hati pembaca. Selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar