Ilustrasi Bali |
Bali, sebuah pulau sekaligus salah satu provinsi di
Indonesia dengan delapan kabupaten dan satu kota, dihuni oleh tidak hanya etnis
Bali yang notabene sebagai etnis asal melainkan juga etnis pendatang, seperti
etnis Jawa, etnis Bugis, etnis Madura, dan lain-lain. Salah satu
kabupaten yang ada di Bali sekaligus menjadi salah satu pusat ekonomi
Bali ialah Kabupaten Badung. Peran sentral tersebut ditambah perannya sebagai
daerah pariwisata membuat Badung menjadi tujuan masyarakat dari berbagai daerah
di Bali, dan masyarakat pendatang dari berbagai daerah, baik dalam maupun luar
negeri.
Etnis Bali yang mendiami pulau ini menggunakan bahasa
Bali dalam percakapan sehari-hari. Bahasa Bali merupakan salah satu dari
sejumlah bahasa daerah yang mempunyai suatu keunikkan. Bahasa Bali sebagai
bahasa daerah terdiri dari beberapa dialek, yaitu dialek Buleleng, Karangasem,
Klungkung, Bangli, Gianyar, Badung, Tabanan dan Jembrana (Zulyani Hidayah,
1999).
Kini bahasa Bali sebagai bahasa ibu etnik
Bali tidak hanya dituturkan oleh etnis Bali melainkan juga etnis pendatang,
seperti etnis Jawa, etnis Bugis, etnis Madura, dan lain-lain. Etnis pendatang
yang dapat menuturkan bahasa Bali biasanya sudah lama berada di Bali atau lahir
hingga besar di Bali. Bahasa Bali yang dituturkan oleh etnik pendatang memiliki
kekhasan karena dituturkan masih dengan dialek etnis masing-masing. Misalnya,
etnis Jawa yang dapat berbahasa Bali, menuturkan bahasa Bali dengan masih
memperlihatkan dialek dari daerahnya. Pengaruh budaya dan bahasa daerah
masing-masing tentu ikut mewarnai bahasa Bali yang dipakai sehingga melahirkan
variasi bahasa. Pada masing-masing etnis terdapat pula variabel sosial, seperti
usia yang juga berpengaruh pada bahasa yang dipakai (Dhanawaty, 2008).
Seperti dikatakan oleh Wolfram terdapat
variabel-variabel linguistik yang distribusinya berbeda berdasarkan status
sosial. Perbedaan usia, terutama yang berkaitan dengan generasi, sangat besar
pengaruhnya terhadap bahasa karena pemakaian bahasa seseorang sangat
dipengaruhi oleh teman sebaya (peer group)-nya. Terkait dengan etnis
non-Bali, perbedaan kelompok usia tidak saja mempengaruhi bahasa Bali yang
digunakan, tetapi dapat diasumsikan juga mempengaruhi pilihan bahasa mereka.